Siapkan IPO, Vidio Targetkan Jumlah Pelanggan Berlipat Ganda dalam Dua Tahun
Thursday, May 02, 2024       16:43 WIB

Ipotnews - Vidio, salah satu penyelenggara layanan video streaming berbayar, menargetkan untuk melipatgandakan jumlah pelanggannya menjadi delapan juta dalam dua hingga tiga tahun ke depan, dengan melakukan  go public  di Bursa Efek Indonesia.
Chief executive officer Vidio, Sutanto Hartono mengatakan, perusahaan yang berada dalam jaringan bisnis PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, ( EMTK ) ini juga berencana untuk menggalang dana tahun ini untuk mendanai pertumbuhan layanan  streaming -nya. Vidio akan mendorong penawaran saham perdana (IPO) setelah sentimen pasar menjadi lebih positif.
Laman Bloomberg, Kamis (2/5), menyebutkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia, dengan populasi kaum muda lebih dari 270 juta jiwa. Namun, sektor media digital masih dalam tahap awal, karena TV  free-to-air  masih dominan dan penetrasi 5G masih rendah.
Oleh karena itu, Vidio dan kompetitor asing termasuk Netflix dan Viu dari Hong Kong melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar di Indonesia.
Menurut konsultan Media Partners Asia, total pendapatan video online di Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi USD2,25 miliar pada tahun 2028 dari USD1,3 miliar pada tahun lalu. Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh konsultan PwC dan Universitas Indonesia menunjukkan, dampak ekonomi secara keseluruhan dari industri film dan TV di Indonesia diperkirakan akan berkembang menjadi sekitar USD10 miliar pada tahun 2027, meningkat 20 persen dari tahun 2022.
"Di masa lalu, Indonesia selalu menjadi pasar yang seksi bagi banyak pemain global karena jumlah penduduknya," kata Hartono. Namun, ia memperingatkan bahwa Indonesia juga memiliki banyak tantangan.
Di antaranya adalah harga langganan yang rendah di pasar di mana platform yang bergantung pada iklan seperti TikTok dan YouTube berjaya, sehingga menyulitkan streamer global dengan model langganan premium untuk masuk ke pasar.
Beberapa streamer global telah mundur dari negara ini. Walt Disney, misalnya, menghentikan investasinya dalam konten di Indonesia dan menaikkan harga langganannya akhir tahun lalu. Amazon.com juga telah menarik diri sebagai bagian dari restrukturisasi global yang lebih luas.
Namun, Netflix masih berinvestasi di Indonesia, menyusul popularitas serial orisinilnya, Cigarette Girl, di bulan November, yang juga menjadi salah satu tayangan yang paling banyak ditonton di negara-negara seperti Meksiko dan Spanyol.
Menurut data tahun 2023 dari Media Partners Asia, Vidio memiliki jumlah pelanggan berbayar tertinggi di Indonesia dan pangsa pendapatan streaming sebesar 17 persen, nomor dua setelah Netflix yang mengenakan biaya lebih tinggi. Vidio mengatakan bahwa mereka juga menarik sekitar 20 juta pengguna aktif bulanan untuk layanan streaming berbasis iklan gratis.
Vidio, yang diluncurkan pada tahun 2014, berfokus pada olahraga untuk mendorong lebih banyak pelanggan berbayar dan mengubah kebiasaan dari menonton siaran langsung olahraga di TV menjadi menonton di platform digital.
Sepak bola Eropa, terutama Liga Primer Inggris, merupakan tayangan yang sangat menarik di Indonesia, tetapi perusahaan juga telah menyiarkan acara olahraga besar lainnya seperti Asian Games yang diadakan di Jakarta pada tahun 2018.
Vidio juga dikenal di Indonesia karena memproduksi acara-acara seperti drama kriminal Ratu Adil dan serial komedi seksual Open BO. Vidio berencana untuk memperluas produksi serial orisinal menjadi sekitar 20 serial per tahun, dan juga film.
Hartono mengatakan bahwa perusahaan ini juga memiliki rencana untuk memasuki pasar Indonesia yang kecanduan TikTok dengan menawarkan serial-serial berdurasi dua hingga tiga menit. Perusahaan ini akan melindungi kekayaan intelektualnya dengan mengoperasikan tim kontrol anti-pembajakan beranggotakan 40 orang dengan perangkat AI, tambahnya.
Tetapi terobosan besar untuk platform streaming, menurut versi Vidio, akan datang ketika peluncuran 5G secara nasional sepenuhnya dimulai di 18.000 pulau di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Vivek Couto, salah satu pendiri Media Partners Asia, mengatakan bahwa Indonesia memiliki sekitar 10 juta pelanggan 5G, dan jumlah tersebut dapat meningkat 10 kali lipat dalam lima tahun ke depan.
"Ini adalah teknologi kunci untuk membantu mendorong pertumbuhan pasar streaming di luar Jakarta karena sebagian besar konsumsi saat ini berpusat di ibukota," katanya.
Sementara itu, Vidio bermitra dengan penyedia layanan telekomunikasi lokal dan pembuat perangkat untuk memastikan layanannya disertakan dalam paket bundling seluler dan TV yang terhubung. Indonesia secara bertahap membangun ekosistem digital dan mungkin perlu waktu untuk mendapatkan komitmen pelanggan terhadap layanan berlangganan, menurut Hartono.
"Tetapi begitu Anda mendapatkannya, ada titik kritis bahwa ini akan menjadi gaya hidup," katanya. (Bloomberg)

Sumber : admin